Sedikit ingin menertawakan diri
sendiri ketika saya menulis ini. Karena tak ada kaitan antar satu
kalimat dengan yang lain, satu paragraf dengan yang lainnya. Ah tapi
sudahlah, saya hanya ingin menulis.
Beberapa jam yang lalu saya menerima
telfon dari ibu di rumah, seperti biasa kami diawali dengan salam dan
saling menanyakan kabar dan apa yang sedang dilakukan saat itu.
Jika ada yang menyebut saya orang
yang cuek, itu memang benar, jika ada yang menyebut saya orang yang
aneh, itu memang benar, jika ada yang menyebut saya orang yang jahat,
itu terserah anda yang menilai. Kebaikan atau keburukan pada
seseorang memang orang lain yang menilai, akan tetapi objectivitas
atas segala penilaian tersebut nampaknya hanya Tuhan yang tahu bukan?
Kita sedikitpun tak berhak men-judge seseorang. Simpan penilaian yang
buruk itu untukmu sendiri, untuk kau evaluasi, tapi bisa kau sebarkan
penilain yang baik itu, bukan untuk pamer atau mendapat pujian, tapi
untuk memotivasi diri sendiri untuk menjadi lebih baik.
Berbicara tentang diri sendiri, ada
sedikit rasa iri ketika melihat foto-foto yang dipublish di facebook,
instagram, atau sosial media lainnya yang berkaitan dengan pasangan,
menikah, pre-wed, keluarga atau semacamnya. Saya bisa dibilang orang
yang skeptis tentang pernikahan, keluarga bahagia, dan semacamnya,
terkadang saya berfikir semua itu hanya ilusi, yang tak mungkin
terjadi, dan hanya terjadi di drama korea, bukan di kehidupan nyata.
Padahal kenyataannya saya dibesarkan oleh ayah dan ibu yang sangat
bahagia dan harmonis, salah satu keluarga yang saya impikan saya
miliki di masa depan nanti.
Teringat kokologi, kata orang
kokologi adalah salah satu tebakan psikologis yang biasanya
jawabannya memang merepresentasikan karakter dan watak, atau sudut
pandang seseorang terhadap sesuatu. Berbicara tentang pernikahan,
teringat salah satu kuis kokologi yang jawabannya mengindikasikan
bahwa saya adalah orang yang menganggap suatu pernikahan adalah hal
yang mustahil, imajiner, bahkan tak nyata. Dan saya juga tak paham
mengapa saya bisa berpendapat seperti itu. Mungkin pernikahan dan
keluarga yang bahagia bagi saya adalah sesuatu yang baru bisa dicapai
ketika yang lain-lain sudah terpenuhi. Tapi kembali lagi, bahwa jodoh
itu misteri, jodoh itu ada di tangan tuhan, yang bahkan
kedatangannya, dan orangnya pun bisa tak kita sangka-sangka
sebelumnya.
Kalo ditanya soal jodoh dan
pernikahan, yang bisa saya jawab adalah saya sedang menunggu
dikirmkan dan dipertemukan oleh yang Maha Kuasa, saya sedang menunggu
nya, menunggu dengan penuh munajah. :)
Selamat berbahagia saudara-saudariku
, ^^
-Titus id-
-Titus id-
No comments:
Post a Comment