Sunday, January 19, 2014

Keluarga, Jodoh, dan Kokologi

Sedikit ingin menertawakan diri sendiri ketika saya menulis ini. Karena tak ada kaitan antar satu kalimat dengan yang lain, satu paragraf dengan yang lainnya. Ah tapi sudahlah, saya hanya ingin menulis.
Beberapa jam yang lalu saya menerima telfon dari ibu di rumah, seperti biasa kami diawali dengan salam dan saling menanyakan kabar dan apa yang sedang dilakukan saat itu.
Jika ada yang menyebut saya orang yang cuek, itu memang benar, jika ada yang menyebut saya orang yang aneh, itu memang benar, jika ada yang menyebut saya orang yang jahat, itu terserah anda yang menilai. Kebaikan atau keburukan pada seseorang memang orang lain yang menilai, akan tetapi objectivitas atas segala penilaian tersebut nampaknya hanya Tuhan yang tahu bukan? Kita sedikitpun tak berhak men-judge seseorang. Simpan penilaian yang buruk itu untukmu sendiri, untuk kau evaluasi, tapi bisa kau sebarkan penilain yang baik itu, bukan untuk pamer atau mendapat pujian, tapi untuk memotivasi diri sendiri untuk menjadi lebih baik.
Berbicara tentang diri sendiri, ada sedikit rasa iri ketika melihat foto-foto yang dipublish di facebook, instagram, atau sosial media lainnya yang berkaitan dengan pasangan, menikah, pre-wed, keluarga atau semacamnya. Saya bisa dibilang orang yang skeptis tentang pernikahan, keluarga bahagia, dan semacamnya, terkadang saya berfikir semua itu hanya ilusi, yang tak mungkin terjadi, dan hanya terjadi di drama korea, bukan di kehidupan nyata. Padahal kenyataannya saya dibesarkan oleh ayah dan ibu yang sangat bahagia dan harmonis, salah satu keluarga yang saya impikan saya miliki di masa depan nanti.
Teringat kokologi, kata orang kokologi adalah salah satu tebakan psikologis yang biasanya jawabannya memang merepresentasikan karakter dan watak, atau sudut pandang seseorang terhadap sesuatu. Berbicara tentang pernikahan, teringat salah satu kuis kokologi yang jawabannya mengindikasikan bahwa saya adalah orang yang menganggap suatu pernikahan adalah hal yang mustahil, imajiner, bahkan tak nyata. Dan saya juga tak paham mengapa saya bisa berpendapat seperti itu. Mungkin pernikahan dan keluarga yang bahagia bagi saya adalah sesuatu yang baru bisa dicapai ketika yang lain-lain sudah terpenuhi. Tapi kembali lagi, bahwa jodoh itu misteri, jodoh itu ada di tangan tuhan, yang bahkan kedatangannya, dan orangnya pun bisa tak kita sangka-sangka sebelumnya.
Kalo ditanya soal jodoh dan pernikahan, yang bisa saya jawab adalah saya sedang menunggu dikirmkan dan dipertemukan oleh yang Maha Kuasa, saya sedang menunggu nya, menunggu dengan penuh munajah. :)
Selamat berbahagia saudara-saudariku , ^^

-Titus id-

No comments:

Post a Comment